MAGELANG. Melalui program bertajuk Cangkir Tani, Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta – Magelang (Polbangtan YoMa) sosialisasikan pink eye (29/11). Penyakit mata ini bersifat menular pada ternak, terutama sapi, kerbau, domba, dan kambing.
Menurut Annisa Putri Cahyani, dokter hewan sekaligus pengajar di Polbangtan YoMa, penyakit ini berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi.
“Pada industri peternakan sapi, terutama sapi perah, pink eyes menyebabkan penurunan berat badan dan terinfeksinya susu sapi, sehingga akan harus dibuang”, jelas Annisa.
Sedangkan pada sapi pedaging akan menyebabkan penurunan harga jualnya. Ditambah dengan pengeluaran biaya pengobatannya.
Tanda ternak yang terinfeksi pink eye terlihat pada kekeruhan mata. Serta peradangan selaput yang melapisi permukaan bola mata dan kelopak mata bagian dalam.
Hal ini menyebabkan mata ternak lebih berair dan sering terpejam karena sensitif terhadap cahaya. Jika berlanjut, maka akan terjadi perlukaan pada kornea mata, sehingga mata akan semakin menonjol akibat timbunan nanah.
“Jika tidak segera ditangani, maka akan terjadi kebutaan pada ternak.” ungkap Annisa.
Pasalnya, penyakit ini dapat disebabkan oleh macam - macam bakteri, virus, rickettsia, maupun chlamydia. Diperparah dengan cepatnya penyakit ini menular. Sehingga Annisa menganjurkan tindakan karantina pada hewan yang terpapar.
Annisa menambahkan, penyakit ini bersifat epidemic. Tempat yang telah terinfeksi dapat terjangkit kembali. Begitu pula ternak yang pernah terinfeksi, dapat terinfeksi lagi.
“Jika menemukan gejala pink eye pada ternak, segera lakukan tindakan pengobatan.” tegas Annisa untuk mencegah semakin seriusnya penyakit ini.
Diawali dengan pemberian air hangat pada kapas untuk membersihkan area mata ternak. Pemberian salep, tetes mata juga akan meringankan gejala.
Untuk melawan infeksi, Annisa menganjurkan pengaplikasian antibiotic dengan takaran yang tepat.
Sosialisasi yang akan ditayangkan melalui kanal YouTube Polbangtan YOMA ini ditutup dengan ajakan Annisa agar peternak menjaga sanitasi kandang dan mengurangi paparan debu dan sinar matahari langsung pada ternak. Hal ini menurut Annisa dapat mencegah ternak terjangkit pink eyes. (OS)