WONOGIRI. Kementerian Pertanian (Kementan) tengah melakukan pemetaan wilayah perluasan tanam melalui poligonisasi. Hal ini dilakukan di seluruh wilayah Indonesia, tak terkecuali di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Poligonisasi merupakan salah satu cara untuk memperoleh data Perluasan Areal Tanam (PAT) melaui program pompanisasi secara spasial yang akurat melalui pemanfaatan teknologi citra satelit dan Sistem Informasi Geografis (GIS).
Melalui cara ini, setiap lokasi pompa dan lahan sawah tadah hujan yang diairi diidentifikasi dan didelineasi menghasilkan poligon yang menyajikan informasi: koordinat pompa, jenis pompa, kelompok tani penerima pompa, dan luas lahan sawah tadah hujan yang dilayani pompa.
Untuk itu, Pusat Data dan Sistem Informasi (Pusdatin) Kementan bersama Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA) selaku penanggung jawab PAT Kabupaten Wonogiri melaksanakan poligonisasi pada Sabtu (28/09/2024).
Hal ini agar pemanfaatan pompanisasi di wilayah Kabupaten Wonogiri lebih terukur. Pasalnya, Kementan optimis program ini bisa meningkatkan produktivitas di tengah musim kering ini.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman pada kesempatan sebelumnya mengatakan bahwa pompanisasi merupakan solusi cepat dalam memperluas areal tanam di saat kekeringan panjang akibat gelombang panas dunia.
"Pompanisasi sudah kita distribusikan secara merata, kini saatnya kita bekerja meningkatkan indeks pertanaman dari yang tadinya satu kali menjadi tiga kali dalam setahun. Dengan begitu, kita bisa pastikan mampu mencapai swasembada hingga lumbung pangan dunia," jelasnya.
Senada, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti berharap petani dapat memanfaatkan program ini dengan baik, agar dapat meningkatkan produksi padi nasional.
Kepala Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Wonogiri, Baroto Eko Pujanto menjelaskan berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 297/KPTS/OT.050/M/07/2024, Kabupaten Wonogiri ditargetkan lahan yang terpompanisasi seluas 6.032 Ha, hingga 27 September 2024 tercapai sekitar 3.183 Ha.
“Dari 3.183 Ha lahan tersebut, perlu dilakukan pemetaan baik titik lokasi irigasi pompanisasi dan lokasi pompa yang permanen/non permanen.” tuturnya.
Ia menambahkan, pemetaan lahan PAT Pompanisasi berbasis geospasial dilaksanakan pada jenis lahan sawah tadah hujan.
Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang, Bambang Sudarmanto selaku penanggung jawab PAT Kabupaten Wonogiri mendorong penyuluh pendamping didampingi oleh mahasiswa magang untuk segera menyelesaikan pemetaan lahan pompanisasi ini agar bisa memantau penggunaan pompa di wilayah Kabupaten Wonogiri.
“Kami berharap semua lahan bisa terpoligonisasi sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan, agar meningkatkan akurasi target PAT Pompanisasi, sehingga diperoleh data riil penambahan areal tanam yang disebabkan oleh pompanisasi,” jelasnya. (ep/os)