BANTUL. Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA) bersama Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA) berkomitmen untuk mengembangkan komoditas serai wangi yang dikelola oleh Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Shafaluna Atsiri.
Komitmen ini dikukuhkan dalam penandatanganan pakta kesepahaman antara dua belah pihak bertempat di Kebun Bibit dan Penyulingan Minyak Atsiri Shafaluna Kebosungu 1, Kapanewon Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Selasa (12/11).
Keduanya bersepakat untuk melakukan pembinaan kepada UMKM Shafaluna Atsiri yang mengelola serai wangi sebagai komoditas utamanya. Hal ini dalam upaya meningkatkan nilai tambah dari pengelolaan hulu hingga hilir.
Hal ini sesuai dengan himbauan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. Ia mendorong petani untuk melakukan hilirisasi pertanian. Menurutnya, ini akan berdampak positif bagi kesejahteraan petani dan juga merupakan langkah krusial untuk menekan impor.
“Hilirisasi di bidang pertanian menjadi langkah krusial dalam meningkatkan nilai tambah produk, menekan impor, serta membuka peluang ekonomi baru bagi petani dan industri terkait,” kata Mentan Amran.
Senada, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti mengatakan untuk mengembangkan usaha tani perlu ekosistem yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.
Untuk itu, Direktur Polbangtan YOMA, Bambang Sudarmanto dalam sambutannya menyebut akan perkuat UMKM dari sisi teknis maupun manajerial.
“Tujuan pembinaan ini agar UMKM dapat menghasilkan produk turunan dari serai wangi yang dibutuhkan oleh pelanggan dan pasar.” ucap Bambang.
Tak hanya itu, Polbangtan YOMA juga akan memberikan asistensi untuk mengatasi kasus-kasus indisdentil yang terjadi utamanya terkait teknis budidaya komoditas tersebut.
Sekretaris YDBA Ema Poedjiwati Prasetio mengatakan dirinya telah menseleksi UMKM sebelum melakukan pembinaan. Ia mendorong UMKM untuk konsisten memajukan usahanya.
“Kita membentuk mindset untuk bisnis yang berkelanjutan, bagaimana supaya dapat menguasai teknik usaha dan mengajak generasi muda terutama anak - anaknya untuk melanjutkan usaha," papar Ema.
Pembinaan ini mendapatkan pemantauan dan evaluasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Ketua Tim Sertifikasi BPOM, Ratna Widiastuti menyebut akan memberikan bimbingan teknis terkait produk UMKM agar bisa memperluas pasar.
“Selain pengawasan, kami akan mendampingi UMKM agar bisa memenuhi regulasi,” jelasnya. (HW/IMNS/os)