MENU

Jadikan Nilai Tambah Perekonomian, Mahasiswa Polbangtan Kementan Kelola Sampah Dapur

Mei 7, 2025 |

JEPARA - Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA) Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan gerakan mengompos. Upaya ini dilakukan untuk mengedukasi ibu-ibu rumah tangga di Desa Bakalan, Kecamatan Kalinyamatan, Kabupatan Jepara, Jawa Tengah untuk mengolah sampah rumah tangga.

Pengelolaan sampah organik organik menjadi kompos diharapkan bisa dikembangkan masyarakat. Supaya memiliki nilai tambah dalam perekonomian, melalui pengolahan dengan skala yang lebih besar dan bisa dikomersialkan.

Hal ini sesuai ajakan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman agar mahasiswa Polbangtan/PEPI untuk menjadi penggerak utama inovasi dan pencipta lapangan kerja di sektor pertanian modern.

“Mahasiswa berperan penting sebagai ujung tombak masa depan bangsa, dengan kemampuan menciptakan teknologi baru yang dapat menjadi acuan bagi pertanian global,” ucap Mentan Amran.

Ia mendorong mahasiswa untuk menghasilkan inovasi yang tidak hanya mendukung swasembada pangan nasional tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti menekankan pentingnya kesiapan SDM dalam menggerakkan sistem pertanian modern.

“SDM pertanian adalah kunci. Kami terus mendorong pelatihan teknologi tepat guna, pelibatan petani milenial, dan penguatan kelembagaan”, ujarnya.

Oleh Ilham Catur Darmawan, mahasiswa Semester 8 Program Studi Agribisnis Hortikultura Polbangtan YOMA, sampah dapur berhasil diolah menjadi pupuk bernilai ekonomi yang cukup tinggi.

Catur mempunyai ketertarikan kuat pada budidaya pekarangan rumah. Dari sana, Ia mulai mempelajari pemanfaatan limbah menjadi pupuk kompos/pupuk cair.

“Dari situ muncul keinginan untuk lebih lanjut lebih peduli pada lingkungan, mulai dari menyisihkan sampah organik sampai membuat lingkungan yang tidak hanya bersih tapi juga enak dilihat (estetik),” tuturnya.

Ia pun mengajak ibu-ibu rumah tangga yang bergabung di KWT Den Ayu Putri Desa Bakalan untuk mengolah sampah dapur.

“Gerakan pengolahan limbah organik menjadi kompos ini bertujuan untuk mengelola sampah organik yang sebelumnya hanya sekedar tertimbun di suatu lokasi. Yang bisa berpotensi membahayakan lingkungan sekitar,” papar Catur yang juga merupakan anggota Jepara Green Generation.

Ia pun menggandeng Yayasan Penguatan Partisipasi, Inisiatif, dan Kemitraan Masyarakat Indonesia (YAPPIKA) untuk mendanai gerakan mengompos ini.

“Saya menggunakan metode pengolahan anaerob. Untuk medianya saya coba bergantian. Pernah menggunakan bak dari harbel, ember tumpuk, compostbag, raised bed, biopori di planterbag, atau sekedar ditimbun di suatu tempat”, ungkapnya.

Ia menilai kebutuhan pupuk kompos memiliki permintaan pasar yang cukup besar.

Dewi Triana Novarani, Penyuluh Pertanian BPP Kalinyamatan merespon baik gerakan ini.

“Permasalahan sampah ini sebenarnya bisa diminimalisir dari rumah masing-masing, terutama ibu-ibu yang suka memasak tentunya limbahnya itu bisa dikelola dengan baik,” papar Dewi.

Ia menyebut pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos ini merupakan salah satu upaya untuk menghemat pengeluaran dalam budidaya tanaman.

“Terlebih lagi ibu-ibu KWT pada suka menanam tanaman di pekarangan, tentunya membutuhkan pupuk untuk tanamannya.” tuturnya.

KAMPUS MAGELANG
Jl. Magelang – Kopeng KM.7
Magelang, Jawa Tengah, Telp. (0293) 364188, Fax. (0293) 313032
Kotak Pos 152 , Kode Pos 56101
KAMPUS YOGYAKARTA
Jl. Kusumanegara No.2 Umbulharjo, Yogyakarta, No. Telp (0274) 373479, Fax. (0274) 375528, Kode Pos 55167
www.polbangtanyoma.ac.id
Jam layanan : Senin - Kamis, Jam 7.30 - 16.00 WIB
Jam layanan : Jumat, Jam 7.30 - 16.30 WIB

Statistik Kunjungan

00576212
Hari Ini : 1685
Kemarin : 1757
Bulan Ini : 14538
Tahun Ini : 140144
Total : 576212
Sedang Online : 9
© Copyright 2025- POLBANGTANYOMA - All Rights Reserved
Translate »
magnifierchevron-downcross-circle