TEMANGGUNG. Petani milenial memegang peranan penting dalam pembangunan perdesaan. Sebagai camphion, petani milenial menjadi panutan keberhasilan sektor pertanian. Mereka berpotensi dalam menggerakkan masyarakat untuk mewujudkan kedaulatan pangan. Hal ini diungkapkan oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di Soropadan Agro Festival (25/10/2022).
Bertempat di Agro Center Soropadan Temanggung Jawa Tengah, Ganjar menyampaikan apresiasinya kepada para petani champion. Tersebutlah, Hendi Nur Seto, petani milenial Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung yang berhasil meraup untung dari budidaya hidroponik melon.
Menurut pengakuannya, Hendi bisa menghasilkan 30 juta per panen, dengan periode tanam 70 hari. Dari melon, Ia mengantongi keuntungan 60 persen. Keuntungan ini Ia dapatkan dari 1 unit greenhouse. Sementara Ia mempunyai 9 unit greenhouse lainnya yang sedang dalam proses pembangunan.
“Mas Hendi kita minta untuk menyebarkan kepada yang lain bagaimana insinyur pertanian, turun ke kampung, kemudian bisa hidup, mendapatkan pendapatan yang tidak kecil. Dan hidupnya bahagia.” Jelas Ganjar.
Sosok Hendi menjadi angin segar di saat dunia sedang mengalami krisis. Ia yakin dengan keterlibatan petani milenial champion maka kebutuhan pangan nasional dapat terpenuhi. Sektor pertanian mampu mengungkit perekonomian negara, bahkan Ganjar yakin ekspor menjadi keniscayaan.
“Energi mengalami masalah, begitu juga pangan. Dunia sedang menghadapi tantangan, namun di situlah muncul peluang. Pangan alternatif banyak sekali. Peluang ini harus dimanfaatkan. Kuncinya hanya mau.” Tutur Ganjar.
Kementan terus mendorong tumbuh kembang petani milenial salah satunya dengan memfasilitasi 9 unit greenhouse untuk meningkatkan produksi melon Hendi. Hal ini ditujukan untuk menstimulasi petani milenial meningkatkan produktivitas, sekaligus menjadi lahan percontohan.
Mentan SYL menegaskan, petani milenial harus mampu menjadi pelopor pembangunan pertanian perdesaan. Khususnya dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing produk pertanian, menciptakan lapangan kerja perdesaan, serta meningkatkan kesejahteraan petani perdesaan. “Kalian adalah pasukan khusus dalam mengatasi krisis pangan global,” ungkap SYL.
Penggunaan smart farming di lahan melon, mencirikan pertanian modern di tangan petani milenial. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi.
“Dengan smart farming petani milenial dapat meningkatkan hasil panen serta menuntaskan zero waste, sehingga meminimalisir produk tani agar dapat terdaur ulang kembali tanpa menghasilkan limbah yang dapat mencemarkan lingkungan tetapi justru dapat menghasilkan cuan”, papar Dedi.
Berada di lokasi festival, Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta – Magelang (Polbangtan YoMa) Kementan, Bambang Sudarmanto, menyambut baik kehadiran petani milenial champion. Seperti diketahui, dari 3,5 juta petani di Jawa tengah, hanya 138 ribu petani berusia muda.
“Kehadiran petani milenial champion menjadi penguat menuju kedaulatan pangan nasional. Mereka diharapkan dapat meresonansi gerakan regenerasi pertanian. Sehingga ke depan, SDM pertanian semakin bertambah, sehingga produktivitas pertanian terus meningkat.” Ungkap Bambang.