MAGELANG. Dalam giat pengabdian masyarakat, Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta – Magelang mendampingi 19 ibu rumah tangga mengolah limbah menjadi pupuk organik (30/11). Mereka tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Ngudi Makmur, Dusun Ngipik, Desa Tegalsari, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang. Berawal dari keresahan warga akan sampah rumah tangga dan limbah baglog yang menumpuk. Beberapa ibu berinisiatif untuk mengolah limbah menjadi pupuk organik. Hal ini dirasa menguntungkan, karena bisa digunakan untuk budidaya sayur di lahan pekarangan milik mereka. Untuk itu, Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta – Magelang mendampingi mereka mengolah limbah menjadi pupuk organic.
Muzizat Akbarrizki, dosen spesialis pengolahan limbah menyambut baik insiatif mereka. Ia pun membagikan cara mudah mengolah sampah dapur. Hanya dengan memanfaatkan 4 bahan yang mudah ditemui, yakni air, serbuk gergaji/ tanah/ pupuk kandang, sampah organic, serta activator. “Pengomposan dapat berlangsung secara alamiah, namun memerlukan waktu yang lama yaitu sektar 6 - 12 bulan. Untuk mempercepat proses pengomposan umumnya digunakan bioaktivator.“ saran Muzizat.
Ia memberikan 6 langkah sederhana, sebagai berikut :
1. Cacah sampah rumah tangga menjadi ukuran kecil
2. Tambahkan serbuk gergaji/ tanah/ pupuk kandang
3. Larutkan aktivator dengan air
4. Masukkan ke dalam wadah pengomposan
5. Aduk seminggu sekali
6. Pengomposan selesai dalam 7-8 minggu
“Membuat pupuk bokasi itu mudah. Yang penting mau memisahkan limbah organik dan non organik saja”, ungkap Muzizat di depan anggota KWT Ngudi Makmur.
Ia memaparkan bahwa pengolahan sampah rumah tangga menjadi kompos memiliki manfaat ganda, yaitu mengatasi masalah sampah rumah tangga, sekaligus mendapatkan pupuk organik yang sangat bermutu.
“Pupuk yang dihasilkan dapat memperbaiki struktur tanah dan menekan serangan penyakit tanaman” jelas Muzizat.
Giat ini mendapat respon yang positif dari anggota KWT Ngudi Makmur, Sudarmiyati. “Selain pembuatannya mudah dan murah, nantinya kami bisa panen sayuran sehat. Ditambah dengan berkurangnya sampah rumah tangga di lingkungan kami” ungkapnya. (OS)