Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) Kementan menyelenggarakan workshop penulisan karya ilmiah, Kamis (15/7/2021). Kegiatan yang dilaksanakan secara daring via Zoom diikuti 120 peserta yang terdiri atas dosen dan calon dosen Politeknik Pembangunan Pertanian (Pobangtan) se-Indonesia dan Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI).
Dari Polbangtan Yogyakarta Magelang (YoMa) ada 20 peserta yang mengikuti workshop tersebut.
Plt Kapusdiktan Dr Ismaya N.R. Parawansa SP MSi mengatakan, penulisan karya ilmiah adalah hal yang penting bagi para dosen. “Ini berhubungan langsung dengan profesi dosen dan calon dosen agar dapat mempublikasikan karya ilmiah,” jelasnya.
Hadir sebagai narasumber Sugiharto SPt MSc PhD dari Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang.
Sugiharto menyampaikan materi penulisan karya ilmiah untuk publikasi jurnal nasional dan internasional. Diawali dengan pemilihan topik penelitian yang tepat, penggalian ide penelitian, hingga pelaksanaan penelitian. “Semua tahapan itu haruslah dengan protokol jelas. Serta established literature,” katanya.
Publikasi ilmiah harus menjunjung tinggi soundness & reliability, honesty,balance, originality, transparency,acknowledgement, accountability & responsibility, adherence to peer review, dan reponsible reporting of reseacrh involving humans or animals.
Sugiharto juga memaparkan tata cara penyiapan manuskrip untuk publikasi di jurnal nasional dan internasional. Menurutnya, konsep manuskrip harus jelas. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penyiapan manuskrip, di antaranya memilih jurnal yang sesuai untuk publikasi. Judul manuskrip menunjukkan spesialisasi, authorship, abstract terstruktur, dan keywords. “Manuskrip terdiri atas pendahuluan yang jelas, materi metode, analisis statistik, hasil, pembahasan, referensi, acknowledgement, dan conflicts of interest (COI),” papar Sugiharto.
Direktur Polbangtan YoMa Dr Bambang Sudarmanto MP menyatakan, sebagai tenaga pendidik, dosen memiliki tugas tridharma perguruan tinggi, yang salah satunya berupa penelitian dan pengembangan. “Melalui workshop ini para dosen harus semakin terpacu untuk banyak menulis dan memublikasikan karya ilmiah untuk pengembangan ilmu pengetahuan,” tuturnya.
Profesionalisme dosen merupakan tuntutan Kementan dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia (SDM) pertanian dari unsur pendidik.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo selalu menekankan pentingnya para dosen untuk terus meningkatkan kapasitas dan kemampuan diri. Menurut Mentan, SDM pertanian yang andal berkualitas, profesional, dan berdaya saing menjadi faktor penting pembangunan pertanian di Indonesia.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi menyatakan hal senada.
Dikatakan, dosen merupakan pendidik profesional yang memiliki tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat.