MAGELANG - Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengupayakan penyediaan bahan pangan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG). Termasuk susu, salah satu produk peternakan yang menjadi perhatian Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta - Magelang (Polbangtan Yoma).
Untuk itu, Polbangtan Yoma mengajak peternak muda ikut berperan dalam penyediaan susu. Hal ini disampaikan pada gelaran Millenial Agriculture Forum (MAF) yang dilangsungkan di Kampus Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (11/10/2025).
Dalam kesempatan sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menekankan pentingnya peningkatan produktivitas sektor peternakan.
“Indonesia harus bisa meningkatkan kapasitas produksi susu dan daging sapi, yaitu sekitar 4,9 juta ton untuk susu segar dan 0,83 juta ton untuk daging sapi,” sebut Mentan Amran.
Untuk itu, Ia berkomitmen untuk memberikan berbagai insentif kebijakan, dari pembebasan bea impor untuk ternak dan peralatan industri susu, hingga skema pendanaan dengan bunga kompetitif serta asuransi usaha peternakan.
Idha Widi Arsanti, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) mendorong upaya pencapaian swasembada susu dan daging nasional, salah satunya melalui manajemen bibit unggul. Hadir secara daring, Ia berharap Jawa Tengah bisa mencapai swasembada susu.
Sementara itu, Direktur Polbangtan Yoma, R. Hermawan mengatakan siap mendukung program strategis Presiden Prabowo ini.
“Kami mendorong upaya – upaya untuk menyediakan bahan pangan yang dibutuhkan MBG.” tegasnya.
Hermawan pun mendorong peran Koperasi Desa/ Kelurahan Merah Putih untuk bisa memaksimalkan potensi wilayah masing – masing, utamanya komoditas peternakan.
Potensi susu saat ini menjadi kesempatan besar bagi peternak muda. Hal ini disampaikan oleh Kepala Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTUHPT) Baturraden, Dani Kusworo.
“Kebutuhan susu nasional 2,7 juta ton, sementara produksi nasional 1 juta ton atau sebesar 21%. Sehingga terjadi defisit 3,7 juta ton atau 79%.” jelas Dani.
Di sisi lain, Ia menyebut saat ini Indonesia tengah menghadapi permasalahan.
“Tantangan saat ini adalah populasi komoditas sapi perah masih rendah. Manajemen pakan seadanya. Minimnya penggunaan teknologi. Rendahnya minat generasi muda. Dan dominasi produk impor dan persaingan dengan susu bubuk” paparnya.
Untuk itu, Ia mengajak mahasiswa Polbangtan Yoma khususnya, untuk bersiap menghadapi tantangan ini, sekaligus mengambil kesempatan emas yang ada di depan mata.
Ia menambahkan, Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas susu.
“Melalui regulasi percepatan produksi susu nasional, kewajiban industri menyerap susu segar lokal, program – program kemitraan, program MBG untuk konsumsi susu segar, serta mendorong invetasi” ucapnya.