YOGYAKARTA - Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma) menggelar Sosialisasi Literasi Informasi dan Layanan Perpustakaan. Hal ini dinilai strategis untuk memperkuat peran perpustakaan sebagai pusat inspirasi dan inovasi literasi yang mendukung terwujudnya kemandirian dan swasembada pangan nasional.
Dalam berbagai kesempatan, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menegaskan keyakinannya bahwa sektor pertanian adalah kunci perubahan besar bagi bangsa. Untuk menggapai hal tersebut, peran petani muda sangat dibutuhkan sebagai motor penggerak.
Senada, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), Idha Widi Arsanti menyebut pentingnya mendorong kapasitas generasi muda dalam rangka mengakselerasi produktivitas sektor pertanian.
"Pertama, dengan meningkatkan peran petani milenial dalam rantai pasokan pangan nasional. Kedua, mengakselerasi transformasi pertanian konvensional menjadi pertanian modern. Ketiga, meningkatkan kapasitas SDM. Keempat, hilirisasi produk berjalan dengan baik, efektif dan efisien," paparnya.
Untuk itu, Direktur Polbangtan Yoma, Raden Hermawan menegaskan pentingnya penguasaan literasi pertanian untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) pertanian yang unggul, adaptif, dan berdaya saing tinggi.
“Perpustakaan bukan hanya pusat koleksi, tetapi sebuah ekosistem pembelajaran yang harus dimanfaatkan secara maksimal oleh mahasiswa maupun dosen. Dengan literasi yang kuat, kita bisa mendukung lahirnya SDM pertanian yang mampu mendorong kemandirian pangan nasional,” ujarnya.
Hadir memberikan materi, Riko Bintari P, Pustakawan Madya Balai Besar Pustaka, menjelaskan perlunya literasi dalam menghadapi tantangan global.
“Akses terhadap informasi pertanian yang valid, mutakhir, dan terpercaya menjadi kunci untuk menjawab tantangan, seperti krisis pangan, mulai dari ancaman kelaparan, perubahan iklim, hingga keterbatasan produksi dalam negeri,” ucap Riko.
Ia menekankan pentingnya pemanfaatan sumber-sumber informasi resmi, seperti repository pertanian, e-publikasi Pertanian Press, portal Cybex.id, serta website kementerian dan lembaga pendidikan, yang menyediakan data, hasil riset, dan referensi akademik berkualitas.
“Saya berharap mahasiswa dan civitas academika bisa lebih kritis dalam menilai kualitas informasi, dengan memperhatikan aspek kredibilitas, akurasi, kemutakhiran, dan relevansi dari setiap sumber yang digunakan.” jelasnya