Tingginya penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) telah menyebabkan kerugian besar. Demi mencegah wabah kian meluas dan kerugian yang berkepanjangan, Kementerian Pertanian (Kementan) telah melakukan berbagai upaya. Di antaranya berkolaborasi dengan pemerintah daerah provinsi maupun kabupaten/kota untuk percepatan vaksinasi PMK pada ternak.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) berharap, dengan segala kemampuan bersama antara Kementan, pemerintah daerah, dan stakeholder terkait maka PMK bisa dikendalikan dengan baik.
Sebagaimana diketahui, PMK bersifat akut dan sangat menular pada hewan ternak berkuku belah seperti sapi, kerbau, kambing, domba, babi, dan lainnya. Untuk itu, Kementan terus melalukan berbagai upaya pencegahan dan penanganan PMK.
Kepala Balai Besar Veteriner Wates Hendra Wibawa mengatakan, percepatan vaksinasi ternak menjadi upaya konkret Kementan dalam mencegah perluasan PMK.
Adapun capaian vaksinasi PMK pada Oktober 2022 mencapai 57,4 persen di Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan di Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ) baru mencapai 11,4 persen.
Untuk percepatan vaksinasi PMK di Provinsi Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ) dan Jawa Tengah, Hendra mengajak mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa) terjun ke lapangan.
Mereka terlibat bersama dinas yang menangani kesehatan hewan di beberapa daerah. Seperti Kabupaten Blora, Karanganyar Sleman, Bantul, Gunung Kidul, dan Kulon Progo. “Hal ini agar bisa cepat menuntaskan PMK,” ujar Hendra saat pembukaan bimbingan teknis (bimtek) di Hotel Indoluxe Jogjakarta, Rabu (12/10/2022).
Bimtek selama dua hari diikuti 237 mahasiswa Jurusan Peternakan, Polbangtan YoMa. Bimtek berkaitan dengan teknis vaksinasi dan data encoder PMK dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan.
Hari pertama, mahasiswa dibekali materi mengenai PMK dan aplikasi iSIKHNAS. Hari berikutnya praktik vaksinasi.
Wakil Direktur 3 Polbangtan YoMa Budi Purwo Widiarso menuturkan, peran serta mahasiswa dalam penanganan PMK menjadi kewajiban untuk memenuhi panggilan negara. “Mahasiswa polbangtan sebagai bagian dari Kementan wajib turut serta dalam mempercepat program kementerian. Salah satunya menyukseskan program Indonesia Bebas PMK,” tegasnya
Budi menyebutkan, 104 mahasiswa Polbangtan YoMa akan dilatih menjadi data encoder. Sedangkan 133 mahasiswa menjadi vaksinator.
Budi berharap, mahasiswa dapat memanfaatkan kegiatan tersebut dengan baik untuk meningkatkan kompetensi masing-masing
Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengungkapkan bahwa peran pendidikan vokasi sebagai pencetak sarjana terapan kualifikasi job seeker dan job creator, salah satunya melalui pendekatan keilmuan dan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
Oleh karena itu, pengalaman dan kompetensi sangat penting bagi mahasiswa sebagai bekal untuk mengetahui perkembangan yang terjadi di lapangan. “Pengakuan atas kompetensi petani milenial dan penumbuhan kemandirian pengusaha muda pertanian melalui inkubasi bisnis di polbangtan sebagai pilot project dan kerja sama dengan DUDI,” katanya.(*/yog) sumber: osi wida/polbangtan yoma