SEMARANG - Di pertengahan tahun 2024, Jawa Tengah berhasil melakukan perluasan areal tanam. Dari target 159 ribu hektar, telah mencapai tak kurang dari 100 ribu hektar. Hal ini tidak lepas dari upaya Kementerian Pertanian menggulirkan program pompanisasi di wilayah Jawa Tengah.
Langkah ini dianggap efektif meningkatkan ketersediaan air di lahan sawah tadah hujan. Tersedianya air berpeluang untuk mengakselerasi Perluasan Areal Tanam (PAT), yang akan bermuara pada peningkatan produksi padi nasional.
Untuk mempercepat agenda perluasan areal tanam, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian dan jajaran bersama Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Asisten Teritorial Kodam IV Diponegoro, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, serta 32 Kepala Dinas Kabupaten/ Kota wilayah Jawa Tengah melakukan koordinasi pada Kamis (4/7/2024).
Dengan koordinasi ini, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berharap Jawa Tengah bisa segera mencapai target melalui kolaborasi dan sinergi dari semua pihak.
"Harapan kita ke depan, mari kita sinergi, mari kita kolaborasi untuk negeri yang kita cintai. Karena mimpi besar kita ke depan adalah mencukupi beras dalam negeri, syukur-syukur kita bisa membantu saudara-saudara kita yang kelaparan di negara lain," jelasnya.
Mewakili Mentan Amran, Sekretaris Jendral Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto mengapresiasi realisasi PAT sebagai satu-satunya provinsi yang sudah tembus 100 ribu hektar.
“Jawa Tengah menjadi wilayah penting karena menjadi salah satu provinsi yang berkontribusi besar dalam ketahanan pangan nasional,” ungkap Prihasto.
Senada, Plt. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan pentingnya pompanisasi untuk meningkatkan produksi panen.
“Salah satu strategi peningkatan produksi pertanian adalah gerakan pompanisasi yakni penggunaan pompa air untuk mengoptimalkan lahan pertanian yang selama ini tidak bisa tanam karena kurang air dan sebagian besar pada lahan tadah hujan, sehingga harapannya menghasilkan panen dan produktivitas yang meningkat” katanya.
Agenda perluasan areal tanam musim ini diprediksi akan diuntungkan dengan curah hujan yang lebih baik dari tahun lalu. Hal ini dijelaskan oleh Iis Widya Harmoko, Koordinator Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Tengah.
“Prakiraan curah hujan Jawa Tengah bulan Juli, Agustus, September 2024 umumnya dalam kategori rendah. Dengan prakiraan sifat hujan normal sampai diatas normal.” papar Iis.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah, Supriyanto menjelaskan Jawa Tengah mendapatkan alokasi 1.682 irigasi perpompaan di 35 kabupaten/ kota dan 4.340 unit pompa di 32 kabupaten/ kota.
“Kami di Jawa Tengah tidak pernah berbangga diri sebelum bekerja, kami membuktikan sampai saat ini sudah mencapai lebih dari 100 ribu hektar wilayah PAT,” ungkapnya. (yun/os)