MAGELANG - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) belum sepenuhnya hilang dari Indonesia. Upaya antisipasi harus terus dilakukan agar Indonesia bisa terbebas dari PMK. Untuk itu Kementerian Pertanian (Kementan) menggalakkan vaksinasi pada ternak.
Bekerja sama dengan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magelang, Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA) melakukan vaksinasi booster pada 26 sapi di lingkungan kampus.
Penyakit yang menyerang hewan berkaki belah ini cukup meresahkan masyarakat. Pasalnya penyakit ini mudah menular. Sehingga berakibat pada menurunnya produktivitas ternak, bahkan kematian ternak secara mendadak.
Di berbagai kesempatan, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mendorong petani dan peternak untuk menggenjot produktivitas sektor pertanian. Melalui penerapan budidaya yang tepat, dan pencegahan serta penanganan penyakit.
Senada, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi menegaskan perlunya peternak untuk mengendalikan penyakit pada ternak.
“Kalau ingin terjun di sektor peternakan, ada 3 hal yang harus dikuasai. Yakni bibit, pakan, juga pengendalian penyakit.” ungkap Dedi.
Ia mendorong peternak untuk mengetahui dan bisa mencegah ternaknya tertular penyakit.
Disebutkan oleh Hendri Saputra, petugas Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magelang, peternak wajib mengenali gejala klinis PMK. Yakni ditemukan lepuh pada lidah, gusi, hidung, dan kuku, kepincangan, air liur yang berlebihan, serta hilangnya nafsu makan.
Hendri menghimbau peternak untuk segera melapor jika mendapati gejala tersebut ke dinas peternakan setempat atau mantri di wilayahnya.
Ia menegaskan perlunya mewaspadai PMK, terutama jika berada di wilayah yang terindikasi terkena PMK.
“Satu-satunya cara melawan virus PMK hanya dengan vaksinasi PMK’, tegasnya.
Ditemui dalam wawancara (2/4), Wakil Direktur 3 Polbangtan YOMA, Budi Purwo Widiarso, menyebutkan ini adalah vaksinasi booster pertama yang dilakukan Polbangtan YOMA pada sapi di lingkungan kampus.
“Vaksinasi booster ini dilakukan untuk meningkatkan kekebalan terhadap virus PMK pada sapi, sehingga kemampuan perlindungan diri terhadap penyakit PMK meningkat.” papar Budi.
Pada kesempatan ini, mahasiswa Polbangtan YOMA turut andil dalam pemberian vaksinasi. Mereka telah mendapatkan pelatihan vaksinator dan data encoder pada 2022 silam. (os)