YOGYAKARTA - Untuk memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah, Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang (Polbangtan Yoma) melakukan audiensi dengan Walikota Yogyakarta, Hasto Wardoyo pada Selasa (8/7/2025), di Kantor Walikota, Balaikota Timoho.
Audiensi ini merupakan langkah awal strategis dalam mendukung branding Kota Yogyakarta melalui pengembangan pertanian perkotaan yang inovatif dan berkelanjutan.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengatakan pembangunan pertanian harus dilakukan bersama-sama. Karena, pertanian dilakukan untuk memenuhi kebutuhan semua orang.
Selaras, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Idha Widi Arsanti menyebut pembangunan pertanian bukan hanya tugas Kementan.
"Oleh sebab itu, dibutuhkan sinergi agar ketahanan pangan bisa diwujudkan," katanya.
Saat audiensi, mewakili Direktur Polbangtan Yoma, hadir Wakil Direktur I, Wakil Direktur II, dan Ketua Kelompok Akademik Administrasi dan Kemahasiswaan (AAK).
Sementara itu, dari pihak Pemerintah Kota, Walikota Hasto didampingi oleh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan dan Kepala Bappeda Kota Yogyakarta.
Wakil Direktur I Polbangtan Yoma, Endah Puspitojati menegaskan, audiensi merupakan bentuk komitmen nyata dalam membangun kolaborasi antara institusi pendidikan pertanian dan pemerintah kota.
Tujuannya, untuk memperluas dampak pertanian tidak hanya di pedesaan, tetapi juga dalam konteks perkotaan.
“Kami ingin Kota Yogyakarta dikenal tidak hanya sebagai kota pelajar, tetapi juga sebagai kota yang memiliki visi pertanian urban yang kuat dan berdaya saing. Kampung tematik dan denplot ini akan menjadi contoh kolaborasi nyata antara akademisi, masyarakat, dan pemerintah,” ungkap Endah.
Walikota Hasto menyambut baik inisiatif Polbangtan Yoma. Ia menyatakan dukungannya terhadap pengembangan pertanian di ruang-ruang kota yang terbatas.
Menurutnya, pertanian perkotaan merupakan solusi strategis dalam menjawab tantangan kebutuhan pangan dan keberlanjutan lingkungan.
“Kami membuka ruang selebar-lebarnya untuk kerja sama lintas sektor seperti ini. Pertanian bukan hanya milik desa, tapi juga bagian penting dari pembangunan kota modern yang sehat dan mandiri secara pangan,” ujar Hasto.
Dalam pertemuan tersebut, dibahas dua agenda utama yang menjadi fokus kerja sama. Pertama, inisiasi Nota Kesepahaman (MoU) terkait pengembangan Kampung Tematik Pertanian di Kelurahan Warungboto dan Kelurahan Semaki.
Kampung tematik dirancang sebagai ikon baru dalam penguatan branding Kota Yogyakarta di bidang pertanian, dengan mengintegrasikan kegiatan pertanian bersama nilai-nilai edukatif, estetika, ekonomi lokal, dan kearifan masyarakat.
Kawasan ini diharapkan tidak hanya menjadi pusat pelatihan dan wisata edukasi, tetapi juga ruang kolaboratif bagi generasi muda untuk mengenal, mencintai, dan mengembangkan pertanian perkotaan.
Kampung tematik juga diharapkan menjadi laboratorium lapang yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat kota, mahasiswa, dan penyuluh pertanian.
Fokus utamanya meliputi pertanian organik, budidaya hidroponik, pemanfaatan lahan sempit, dan penerapan teknologi pertanian ramah lingkungan, pengelolaan sampah organi, dan budidaya magot.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan kota yang adaptif dan berkelanjutan.
Sebagai tindak lanjut, disepakati untuk menyusun rencana aksi bersama serta penyusunan MoU resmi yang akan mengikat kerja sama jangka menengah.
Selanjutnya, tim teknis akan melakukan peninjauan lapangan ke lokasi-lokasi yang telah diusulkan guna menyusun desain teknis dan operasionalisasi program.
Audiensi ini menjadi tonggak awal dari kemitraan inovatif antara dunia pendidikan vokasi pertanian dan pemerintah kota dalam membangun masa depan pertanian perkotaan yang inklusif, edukatif, dan berkelanjutan di Kota Yogyakarta. (TW)