MAGELANG. Berkurangnya minat generasi muda untuk menekuni sektor pertanian menjadi tantangan besar bagi Kementerian Pertanian. Untuk itu, berbagai upaya dilakukan Kementerian Pertanian dalam mengatasi masalah ini. Salah satunya dengan meluncurkan program Pertanian Modern.
Kepada generasi muda, Kementerian Pertanian melalui Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA) mengenalkan konsep Pertanian Modern dalam Milennial Agriculture Forum (MAF) Volume 5 Edisi 34 pada Sabtu (21/9).
Kementerian Pertanian meyakini Pertanian Modern memperkuat upayanya dalam mencapai swasembada pangan. Pasalnya, program ini membawa teknologi mutakhir masuk ke sektor pertanian.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengatakan pemerintah terus mereformasi pertanian tradisional ke pertanian modern. Salah satu fokus utamanya adalah memperkuat program ketahanan pangan untuk komoditas beras, jagung, dan kedelai melalui penyediaan input yang berkualitas kepada petani.
“Pertanian modern jauh lebih efisien dan mampu menekan biaya hingga 50 persen” tutur Mentan Amran.
Dengan mengusung konsep modernisasi on farm hingga off farm ini, diharapkan mampu menarik minat generasi muda.
Dalam kesempatan ini, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengambangan SDM Pertanian, Idha Widi Arsanti mengajak generasi muda mengambil peran dalam pertanian modern.
"Dalam konsep pertanian modern ini, petani milenial ikut di dalamnya, dalam penggunaan dan pengelolaan alsintan -alat mesin pertanian.” jelas Idha.
Menurutnya, tanpa manajemen yang baik, maka alsintan tidak akan digunakan secara optimal. Untuk itu, ia pun mendorong terbentuknya kelembagaan/ korporasi petani agar alsintan yang sudah didistribusikan di masyakarat dapat dikelola dengan baik.
Hadir sebagai narasumber MAF, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo, Bagas Windaryanto optimis mekanisasi pertanian menjadi daya tarik bagi petani muda.
“Stigma yang berkembang di Masyarakat tentang pertanian yang tidak menguntungkan bisa dirubah dengan memberikan contoh pertanian canggih yang lebih menguntungkan.” kata Bagas.
Karena Ia optimis, petani adalah profesi yang tidak ada matinya. Pemuda adalah kader bangsa yang akan menggantikan tugasnya dalam pembangunan sektor pertanian.
Secara daring, Bagas menekankan perlunya keseriusan pemerintah dalam menangani petani muda.
“Kami berkomitmen untuk melibatkan petani muda dalam pengelolaan pertanian. Kami latih anak – anak muda mengoperasikan drone. Ini menunjukkan pada pemuda, bahwa mereka tidak perlu lagi menggendong sprayer, cukup dengan drone untuk penanganan hama penyakit tanaman.” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang, Bambang Sudarmanto menyambut baik dukungan dari pemerintah daerah. Khususnya Kabupaten Sukoharjo yang menjadi salah satu lokasi pilot project program ini.
“Untuk mendukung regenerasi petani, maka modernisasi harus terus dilakukan, baik on farm maupun off farm.” ucapnya. (os)