MAGELANG - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma) melatih 60 mahasiswa program studi Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan pada bidang kesejahteraan hewan.

Secara serius Kementan terus berupaya untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten, khususnya di sub sektor peternakan.

Hal ini dilakukan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman untuk mendorong peningkatan produksi daging, susu, dan telur dengan melibatkan para pakar dari berbagai perguruan tinggi.

“Perlu kolaborasi antara pemerintah, akademisi, pengusaha, dan semua pihak terlibat adalah kunci utama dalam meningkatkan produksi daging, susu, dan telur.” ucap Mentan Amran.

Menurutnya, langkah strategis dalam pembangunan sektor pertanian harus segera diambil karena dunia sedang menghadapi tekanan yang semakin besar dengan perkiraan populasi global yang mencapai 8,6 miliar pada tahun 2030.

Senada, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti mengatakan bahwa pembangunan sub sektor peternakan merupakan salah satu pilar utama dalam ketahanan pangan dan ekonomi nasional.

“Dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang pembangunan sub sektor peternakan, kita perlu bersinergi, berinovasi, dan terus meningkatkan kompetensi,” ujar Idha.

Untuk itu, Polbangtan Yoma menggelar Pelatihan Animal Welfare Officer di Kampus Polbangtan Yoma pada tanggal 25 – 29 Agustus 2025.

Disebutkan oleh Ketua Panitia Pelatihan, Sunardi, hal ini karena kesejahteraan hewan (animal welfare) telah menjadi salah satu isu global dalam sistem produksi ternak yang berkelanjutan saat ini.

“Dalam menghadapi tuntutan pasar domestik maupun ekspor produk dan hasil peternakan, penjaminan kesejahteraan hewan menjadi syarat penting.” jelasnya.

Hadir dalam penutupan, Wakil Direktur 2, Budi Purwo Widiarso menyebut selain penyampaian teori di kelas, mahasiswa semester 4 ini pun diajak mengunjungi Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Magelang dan farm di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah.

“Kami berharap pelatihan ini bisa meningkatkan kompetensi mahasiswa. Tak hanya reading the book, tapi mahasiswa juga melakukan praktik di lapangan. Melihat penerapan kesejahteraan hewan di lapangan,” papar Budi.

Pelatihan ini merupakan kerjasama dengan Balai Besar Pelatihan Peternakan dan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara. Salah satu widyaiswaranya, Nafrina Lanniari, menyebut seluruh peserta dinyatakan lulus pelatihan, dengan nilai rata-rata 97.