Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa) bersama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman kembali lakukan seremonial Pengukuhan Jaringan Petani Milenial (JPM) Tingkat UPTD BP4 untuk ke-enam kalinya. Pengukuhan kali ini berlokasi di UPR (Usaha Pembenihan Rakyat) Budi Fish Farm milik Albertus Budi Setiawan, salah satu Petani Milenial sukses Ngaglik, Kabupaten Sleman.
Melakoni usaha sejak 2010, siapa sangka usaha yang dimulai dari hobi semata, kini dapat memberikan omzet hingga ratusan juta bagi pemiliknya. Sebelum berkecimpung di sektor pertanian, Budi bekerja di salah satu hotel di Jogja, namun kejadian erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010 memberikan dampak yang cukup serius di sektor pariwisata sehingga membuatnya harus beralih haluan.
“Saya memilih untuk resign dan serius menekuni hobi sekaligus pekerjaan sambilan budidaya ikan air tawar khususnya lele dan gurame. Sekarang ada 100 kolam yang kami kelola dengan total omzet per bulannya kurang lebih mencapai 300 juta,” tutur Budi saat diwawancara langsung.
Saat ini usaha Budi sudah berkembang pesat, benih ikan yang dijual pun bukan hanya sebatas lele dan gurame saja tetapi patin, nila, ikan hias seperti koi dan komet, serta benih ikan terapi. Memanfaatkan kemajuan teknologi internet, cakupan pasarnya yang semula hanya lokal Jogja dan sekitarnya kini sudah merambah ke seluruh Indonesia.
“Pemasaran kami dari Sabang sampai Merauke, pesanan yang paling banyak di daerah Kalimantan yaitu Pontianak dan Banjarmasin,” imbuhnya.
Usaha yang Budi kembangkan ini tidak berjalan mulus tanpa tantangan, menurut penuturannya tantangan usaha budidaya ikan yang paling sering ditemui yaitu seputar permasalahan pakan ikan. Selain sebagai komponen yang memakan ongkos produksi terbanyak, keterjaminan mutu dan kualitas pakan merupakan hal mutlak yang diperlukan untuk menjaga produk perikanan. Tidak menyerah begitu saja, Budi dan rekan-rekannya berinovasi mengembangkan produk pakan ikan atau pelet secara mandiri dari limbah kepala udang dan bungkil jagung yang berasal dari petani di sekitarnya.
“Pandemi Covid cukup berdampak pada 4 bulan pertama, dan mengakibatkan biaya operasional pakan hampir tidak terpenuhi. Oleh karena itu kami berinisiatif untuk membuat pakan secara mandiri dengan memanfaatkan bungkil kedelai, bungkil jagung, limbah kepala udang dan bahan lainnya. Dibandingkan membeli produk pakan dari industri, membut pakan sendiri bisa menekan biaya operasional yang cukup siginifikan,”jabarnya.
Tidak berhenti sampai disitu, hasil inovasi produksi pakan ikan ini ternyata menghasilkan limbah yang masih memiliki kandungan protein cukup tinggi. Limbah ini tidak dibuang begitu saja, namun dimanfaatkan Budi dan kawan-kawan sebagai konsentrat pakan ternak khususnya sapi, “Jadi sekarang bukan hanya fokus di perbenihan ikan, tapi kami juga mulai mengembangkan usaha ternak sapi dan pengolahan limbah ternak menjadi pupuk untuk pertanian. Dari situ keuntungan menjadi berlipat,”tutur Budi.
Tidak hanya sendiri, dalam melakoni usahanya budi juga menggandeng petani milenial di sekitarnya. Tercatat hingga saat ini Budi Fish Farm dikelola Budi bersama dengan 8 Petani Milenial lainnya dan telah menjalin kerjasama dengan 38 petani ikan sebagai mitra.
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo dan Direktur Polbangtan YoMa Bambang Sudarmanto, serta Pejabat lainnya yang hadir saat diajak berkeliling kawasan seluas 3000 meter persegi itu terlihat kagum dan mengapresiasi usaha yang dilakukan Budi. “Budi merupakan salah satu contoh nyata bahwa pertanian menjanjikan, dan saya sudah berpesan ke Mas Budi agar keuntungannya tidak dinikmati sendiri, harus dibagi-bagi dengan petani milenial lainnya. Artinya, petani milenial Sleman harus berguru, belajar dengan Mas Budi ini,” pesan Kustini saat memberikan sambutan dalam acara pengukuhan.
Sementara Bambang Sudarmanto mengatakan bahwa inovasi dan kreatifitas menjadi salah satu keunggulan yang dimiliki petani milenial dalam mengembangkan pertanian,”Inovasi dan Pemanfaatan Teknologi harus diterapkan di pertanian. Seperti yang disampaikan Ibu Bupati, lahan pertanian makin hari tidak makin bertambah namun makin menyusut, oleh karena itu kita harus kreatif. Menerapkan integrated farming bisa menjadi salah satu solusinya, jadi dalam satu kawasan bisa dilakukan berbagai macam usaha seperti di Budi Fish Farm ini,” ujar Bambang.
Pada keterangan terpisah Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi turut mengungkapkan hal yang senada,”Kolaborasi milenial dan teknologilah yang mampu sejahterakan petani.”
Bambang juga menyampaikan apresiasi kepada Bupati Sleman, karena kata Bambang sejauh ini Bupati Sleman merupakan satu-satunya Kepala Daerah yang selalu menghadiri kegiatan pengukuhan petani milenial meskipun di tingkat paling dasar yaitu UPTD BP4.
Komitmen Polbangtan YoMa dan Pemkab Sleman ini tidak lain merupakan wujud dukungan atas target penumbuhan petani milenial sebanyak 2,5 juta pada tahun 2024 yang dicanangkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
-HG