Sejumlah Mahasiswa Program Studi Agribisnis Hortikultura (Prodi AH) Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA) yang tengah menjalani program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di CV Centerindo Kurnia Tritama terlihat seksama mempelajari teknik pengemasan produk. Dibawah pengawasan Mentor, mereka serius mempraktekan pengoperasian mesin continous sealer untuk mengemas produk wedang uwuh.
Dwi Kartika Handayani, selaku mentor menyatakan bahwa penggunaan continous sealer ini mempunyai keunggulan lebih efisien dalam segi waktu dan tenaga. “Continous sealer berfungsi untuk mengelas plastik di kemasan primer. Karena mekanismenya semi otomatis, maka plastik yang sudah berisi bahan cukup ditempatkan dalam posisi yang benar kemudian plastik akan otomatis berjalan dan terlas,” jelas perempuan peraih Women of The Year Kabupaten Bantul tahun 2021 ini.
Tahap pengemasan produk sendiri, sambung Dwi, merupakan tahap yang cukup penting dalam rantai produksi. Produk yang dikemas dengan baik dapat melindungi kualitas produk tetap terjaga hingga diterima konsumen.
“kemasan yang baik dan benar adalah kemasan yang mampu melindungi isi produk di dalamnya, selain itu kemasan juga harus memuat informasi jelas terkait produk, dan yang terakhir kemasan harus menarik, sehingga menggugah minat konsumen untuk membelinya,” tambah Dwi.
Ketua Prodi AH Polbangtan YOMA, Rika Nalinda, mengatakan bahwa pekan ini peserta MBKM ditargetkan untuk mulai menyusun proposal bisnis dengan berbekal hasil identifikasi peluang bisnis di lokasi masing-masing dan hasil diskusi dengan mentor di lapangan.
“Dalam mengidentifikasi peluang bisnis mereka perlu melakukan mentoring dengan pembimbing eksternal dan pada kegiatan mentoring ini, mahasiswa diberi kesempatan langsung untuk melakukan praktik sebagai bekal mereka dalam berwirausaha secara mandiri nantinya,” kata Rika.
Kegiatan MBKM yang melibatkan Dunia Industri, Dunia Usaha, dan Dunia Kerja ini merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan petani milenial yang berjiwa agrosociopreneur seperti diamanatkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL). ”Kita harus fokus untuk melahirkan SDM pertanian mulai dari Dosen, Widyaiswara, Mahasiswa dan alumni yang mampu untuk mengikuti perkembangan teknologi. Saat ini kita sudah masuk dalam era 4.0 dimana dunia ada dalam genggaman,” ujar Mentan SYL
Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi. Menurutnya di tangan BPPSDMP lah tanggung jawab terbesar berada yakni lahirnya Petani-petani milenial yang maju, mandiri dan modern.
”Mahasiswa polbangtan dan alumni adalah penerus tongkat estafet pembangunan pertanian. Bila petani milenial mampu mandiri, maju, modern, inovatif dapat dipastikan bahwa pembangunan pertanian akan cepat terwujud,” pungkas Dedi.
-HG