Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA), Jamaluddin Nur Ridho berhasil menorehkan prestasi membanggakan dalam ajang grand final pemilihan Pemuda Pelopor Nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI. Berkompetisi dengan puluhan pemuda lainnya, Jamal berhasil meraih juara 3 Pemuda Pelopor Bidang Pengelolaan SDA, Lingkungan, dan Pariwisata.
Keberhasilannya meraih predikat juara ini tidak lepas dari kontribusi aktif Jamal terhadap dunia Pertanian. Mengangkat isu Sinergitas Agrososiopreneur Jamal Farming dalam Penumbuhan dan Pengembangan Petani Milenial DIY, Ia berhasil menggerakan masyarakat di sekitarnya untuk lebih peduli terhadap pelestarian dan Pengelolaan lingkungan.
“Melalui Jamal Farming ini saya mengajak masyarakat, khususnya pemuda di lingkungan saya dan sekitaran DIY untuk turut mengelola dan melestarikan SDA melalui kegiatan pertanian agar semakin bermanfaat, baik bagi pelestarian lingkungan, maupun secara ekonomi,” jelas Jamal.
Lebih dari itu, Jamal juga aktif bergerilya melakukan edukasi kepada masyarakat dari berbagai kalangan dan usia di DIY. “Saat ini mitra petani milenial yang tergabung dalam gerakan ini bukan hanya di wilayah Sleman namun juga di wilayah DIY lainnya seperti di Cangkringan, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten lain. Hal ini juga syaa lakukan sebagai upaya mendukung program utama Kementerian Pertanian dalam mencapai target penumbuhan 2,5 juta petani milenial,” ungkap pemuda yang juga menjabat sebagai Duta Petani Milenial Kementan ini.
Pemuda kelahiran Sleman, DIY ini sebelumnya telah melalui tahapan penilaian mulai dari tingkat kabupaten, provinsi, hingga nasional dan berkompetisi dengan ratusan pemuda lainnya dari seluruh Indonesia dalam 5 bidang yang dilombakan. Jamal mengaku capainnya ini bukan merupakan akhir perjuangannya, melainkan gerbang awal untuk menebarkan manfaat yang lebih luas.
“Keberhasilan saya tentunya tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pasti ada tanggungjawab selajutnya yang menyertai. Ini akan saya jadikan pemacu untuk lebih memperluas kebermanfaatan dari Jamal Farming ini,” tuturnya.
Direktur Polbangtan YOMA, Bambang Sudarmnato berharap keberhasilan yang di raih dapat menambah semangat para pemuda khususnya mahasiswa Polbangtan YOMA untuk turut berkontribusi untuk masyarakat luas.
“Inilah salah satu output yang diharapkan dari pendidikan vokasi, tidak hanya terampil dalam bidang akademis, mahasiswa juga harus mampu bermanfaat bagi masyarakat luas. Apa yang telah dicapai ananda Jamal ini saya harap bisa menjadi pemantik, menjadi role model bagi mahasiswa lainnya,” kata Bambang.
Prestasi non akademis seperti Jamal inilah yang juga diharapkan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL). Pihaknya meyakini kaum milenial yang inovatif dan memiliki gagasan yang kreatif mampu mengawal pembangunan pertanian yang maju, mandiri, modern.
“Melalui pendidikan vokasi kita menghubungkan dengan industri-industri agar lulusannya sesuai dengan kebutuhan, dan siap untuk hal-hal yang baru,” tambahnya.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menyampaikan bahwa petani milenial mempunyai peran penting dalam melanjutkan pembangunan di sektor pertanian.
“Sehingga, dibutuhkan dukungan dari SDM pertanian. Selain itu SDM pertanian adalah pengungkit terbesar produktivitas pertanian. Maka pendidikan vokasi menjadi salah satu kunci terhadap cikal bakal lahirnya petani milenial,” katanya.
-HG